Rahasia Menyusun Harga Perkiraan Sendiri Agar Bisnis Selalu Untung

Dalam dunia bisnis, salah menentukan harga bisa berdampak serius. Harga terlalu tinggi berpotensi membuat klien mundur, sementara harga terlalu rendah bisa menggerus keuntungan bahkan membuat proyek merugi. Banyak pengusaha, terutama yang baru merintis, sering menganggap remeh pentingnya harga perkiraan atau HPS (Harga Perkiraan Sendiri). Padahal, perhitungan harga yang akurat adalah fondasi untuk menjaga keberlangsungan usaha.
Kesalahan dalam penyusunan harga biasanya muncul karena minimnya data, kurang teliti menghitung biaya, atau sekadar meniru harga pasar tanpa pertimbangan matang. Risiko yang timbul bukan hanya finansial, tapi juga reputasi. Klien yang merasa harga tidak masuk akal akan menilai perusahaan tidak profesional.
Di sinilah pentingnya memahami cara menyusun harga perkiraan yang tepat. Artikel ini membahas tips praktis dan ampuh yang bisa langsung diterapkan agar bisnis Anda tidak merugi akibat kesalahan menentukan harga.
Tips Praktis Menyusun Harga
1. Catat Semua Komponen Biaya dengan Teliti
Kesalahan terbesar dalam penyusunan harga perkiraan adalah melewatkan komponen biaya kecil. Ongkos transportasi, biaya listrik tambahan, hingga biaya administrasi sering dianggap sepele padahal jika dikumpulkan nilainya bisa signifikan.
Buat daftar lengkap biaya langsung (material, tenaga kerja, peralatan) dan biaya tidak langsung (sewa kantor, komunikasi, pajak). Dengan begitu, harga yang ditetapkan benar-benar mencerminkan kebutuhan riil proyek atau produk.
2. Gunakan Data Pasar Terbaru
Harga material dan jasa di pasar bisa berubah cepat. Mengandalkan data lama hanya akan membuat estimasi meleset. Lakukan riset harga terkini lewat supplier, marketplace, atau asosiasi industri.
Contoh: jika Anda bergerak di bidang konstruksi, harga besi atau semen bisa naik turun drastis. Tanpa data terbaru, Anda bisa salah menentukan harga hingga puluhan persen.
3. Tambahkan Margin Keuntungan yang Realistis
Banyak pebisnis pemula menetapkan harga hanya setara biaya produksi tanpa memperhitungkan margin keuntungan. Padahal, margin adalah nafas bisnis.
Tentukan margin sesuai standar industri, misalnya 10-30% tergantung sektor. Jangan terlalu rendah karena bisa merugikan, tapi jangan juga terlalu tinggi agar tidak kalah bersaing.
4. Pertimbangkan Risiko dan Biaya Tambahan
Setiap proyek atau produk punya potensi risiko: keterlambatan pengiriman, kenaikan harga material, hingga revisi permintaan klien. Semua itu harus diantisipasi dalam perhitungan harga.
Tambahkan contingency fee sekitar 5-10% dari total biaya. Dengan begitu, jika terjadi kendala tak terduga, bisnis Anda tetap aman.
5. Bandingkan dengan Harga Kompetitor
Melihat harga kompetitor bukan untuk meniru, tapi sebagai bahan evaluasi. Jika harga Anda terlalu jauh berbeda, klien bisa ragu. Namun jika harga Anda wajar dengan nilai tambah yang jelas, klien justru akan lebih percaya.
Contoh sederhana: dua penyedia jasa desain interior mungkin sama-sama menawarkan Rp50 juta. Tetapi, jika Anda bisa menunjukkan rincian harga yang lebih transparan, klien akan lebih yakin memilih Anda.
6. Gunakan Format Estimasi yang Jelas dan Transparan
Selain angka, cara Anda menyajikan harga juga memengaruhi keputusan klien. Gunakan format tabel sederhana yang membagi komponen biaya, margin, dan total. Transparansi membuat klien merasa aman dan percaya bahwa harga ditetapkan secara profesional.
7. Evaluasi Secara Berkala
Harga perkiraan bukan sesuatu yang statis. Lakukan evaluasi rutin sesuai perubahan biaya produksi, inflasi, atau kebijakan pemerintah. Evaluasi berkala akan membuat harga Anda tetap relevan dan menguntungkan.
Menyusun harga perkiraan sendiri bukan sekadar menentukan angka, melainkan strategi bisnis yang menentukan kelangsungan usaha. Kesalahan sekecil apa pun bisa berdampak besar, mulai dari kerugian finansial hingga hilangnya kepercayaan klien.
Dengan mencatat semua komponen biaya, menggunakan data pasar terbaru, menambahkan margin yang realistis, serta menyajikan harga secara transparan, Anda bisa menghindari kerugian. Harga yang tepat bukan hanya menjaga profit, tetapi juga meningkatkan citra profesional bisnis Anda.
Perlu diingat, harga perkiraan yang baik adalah yang mampu menyeimbangkan kepentingan bisnis dan kepuasan klien. Jadi, jangan lagi ragu meluangkan waktu untuk menyusun harga secara matang. Keputusan ini akan membawa bisnis Anda lebih stabil, kompetitif, dan menguntungkan dalam jangka panjang.
Jangan biarkan penyusunan harga perkiraan Anda hanya berdasarkan tebakan.Pelajari cara menyusun harga perkiraan yang akurat, profesional, dan menguntungkan. Klik tautan ini untuk melihat jadwal terbaru dan penawaran spesial.
Referensi
- Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management. Pearson.
- Mulyadi. (2015). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
- Porter, M. E. (2008). Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance. Free Press.
- OJK. (2023). Laporan Perkembangan Industri dan Pasar. Otoritas Jasa Keuangan.
- Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). (2024). Tren Harga dan Biaya Produksi Nasional.